Pada tulisan saya sebelumnya
yang saya kasi judul “Perjuangan
Mengenal dan Memperkenalkan IGI” menjelaskan bahwa awal saya masuk IGI dari
sebuah pelatihan secara online yaitu SAGUSANOV sekitat pertengahan tahun 2016.
Ketertarikan terhadap IGI berlanjut pada
bulan Desember 2016 ketika ada kegiatan
TOC Dili Provinsi
Kalimantan Barat yaitu
Pontianak. Saya beserta
1 orang teman
pergi bersama dengan mengeluarkan biaya sendiri demi untuk mendapatkan
ilmu yang mungkin selama ini tidak
kami dapatkan. Disinilah
sebenarnya Mengapa Saya
sangat tertarik bergabung
bersama IGI karena saya berharap
akan banyak belajar dari orang -orang hebat di IGI. Ilmu yang saya dapatkan di IGI akan saya terapkan dalam proses belajar
mengajar di kelas saya sendi ri dan
harapan saya supaya siswa-siswa
akan sangat senang
karena model pembelajaran
yang saya tampilkan
selalu berubahubah. Itu adalah pandangan atau cita cita ke depan
saya. Ternyata apa yang terjadi? Cita-cita saya malah berbanding terbalik
dengan kenyataan. Niat awalnya hanya
untuk mendapatkan ilmu dengan belajar banyak di IGI, tapi sekarang saya harus menyampaikan ilmu
yang saya dapatkan buat guruguru lain. Sebuah kenyataan yang tidak terbayangkan
dalam benakku selama ini.
Menjadi pemateri, menjadi ketua IGI Daerah dan sekarang
harus di sibukkan dengan mengundang
teman-teman guru untuk belajar dalam sebuah kegiatan nasional
benar-benar sebuah kenyataan yang harus
saya hadapi sekarang. Bahkan sekarang
program rutin setiap hari Rabu saya bersama rekan harus membimbing
guru-guru untuk belajar komputer. Mungkin tidak bisa dipungkiri bahwa, masih banyak guru-guru kita yang perlu
mendapatkan bimbingan terutama mengenalkan mereka terhadap teknologi. Kini
kita hidup dijaman
teknologi mau tidak
mau kita sebagai
seorang guru harus
bisa menyesuaikan diri. Program
belajar bersama setiap
hari Rabu sudah
dilaksanakan sekitar 5 kali
pertemuan. Disini kita belajar bersama
benar-benar berangkat dari nol. Belajar
dari program paling sederhana yaitu
Microsoft Word. Di sini Saya melihat betapa besar antusias para
guru untuk belajar.Mereka terutama para
guru wanita rela
membawa makanan sendiri
kemudian dimakan bersama sama.
Bahkan suatu ketika pada hari Rabu tanggal 15 Februari 2017 adalah
ditetapkannya hari libur nasional karena adanya pemilihan gubernur dan kepala
daerah serentak seluruh Indonesia, mereka (para guru) minta diganti kan waktu belajar itu dihari yang lain. Di sini terlihat bahwa semangat belajar para guru
kita sebenarnya tinggi,
yang menjadi persoalan
adalah Apakah kita
siap membimbing mereka dengan
penuh keikhlasan? Waktu,tenaga, fikiran
disini memang harus siap Kita korbankan demi untuk kemajuan bersama.
Benar-benar sebuah kenyataan
yang berbanding terbalik, awalnya hanya berniat untuk mencari ilmu
melalui IGI, ternyata harus
membagikan ilmu terhadap sesama guru.
Supriadi
Guru SMP N 1 MHU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar