Dunia pendidikan semakin hari semakin berkembang sehingga kita di
tuntut untuk mengikutnya. Perkembangan dunia pendidikan juga tidak lepas
dari perkembangan teknologi yang semakin canggih sehingga jika kita
tidak pintar untuk bersaing maka kita akan ketinggalan. Yang terjadi
adalah masyarakat di sibukkan untuk bersaing dalam hal mencari uang yang
banyak sehingga anak-anak mereka semuanya kurang mendapat perhatian.
Dalam hal pendidikan, anak sepenuhnya diserahkan pada sekolah untuk
mendidiknya. Ini merupakan tugas berat untuk para pendidik dalam hal ini
adalah guru.
Kondisi sosial di atas merupakan kondisi sosial yang berada di tempat
saya saat ini. Dengan melihat kondisi sosial tersebut saya terinspirasi
untuk merubah Mindset (pola berfikir) masyarakat bahwa pendidikan
lebih utama dari segalanya. "The Power of Mindset" sebuah kata yang
sangat luar biasa bagi saya. Kekuatan sebuah mindset akan merubah
segalanya selama orang tersebut mau maju. Begitu juga bagi seorang guru
terhadap murid-muridnya, jika seorang guru mampu merubah maindset
belajar anak sehingga anak lebih giat untuk belajar maka itu adalah
sebuah prestasi yang sangat luar biasa bagi guru itu sendiri.
Akhir-akhir ini saya lagi asik-asik membaca mengenai otak kanan. Ada
yang menyatakan bahwa pendidikan yang ada di Indonesia di mulai dari
Sekolah Dasar sampai pada Perguruan tinggi semuannya menggunakan otak
kiri. Sedangkan pendidikan yang murni menggunakan otak kanan adalah pada
masa Taman Kanak-Kanak. Coba kita lihat atau kita tanya kepada
siswa-siswa kita atau kepada orang tua sekalipun "masih ingat tidak lagu
balonku ada lima?". Jawaban mereka pasti masih ingat bahkan menyanyikan
dari awal sampai akhir pun masih ingat tanpa ada yang salah.
Pembelajaran ini di dapat pada masa TK. Tapi coba siswa SMP Kelas 9 kita
tanya masalah "rumus luas dan volume bangun ruang" di kelas 8 pasti
kebanyakan menjawab sudah lupa, pada hal mereka baru 1 tahun
melewatinya. Ini membuktikan bahwa jika belajar menggunakan otak kiri
pasti mudah lupanya karena sesuai teori bahwa otak kiri memang mudah
untuk di dapat tapi mudah juga untuk lupa, sedangkan otak kanan sulit
untuk lupa.
Saya berfikir bahwa jika seorang guru mengajar menggunakan teori otak
kanan yaitu misalnya dengan permainan, dengan nyanyian, dengan
cerita-cerita dan lain sebagainya, pasti itu akan lebih lama di ingat
siswa. Pengalaman saya pribadi ketika saya mengajar matematika pada
suasana siang hari biasalah bosan, mengantuk ituk sudah hal biasa,
tetapi ketika saya masuk kelas saya langsung menceritakan cerita lucu
kepada siswa rasa mengantuk mereka langsung hilang. Ketika rasa
mengantuk mereka hilang yang ada adalah semangat untuk belajar maka
kesempatan itu tidak saya sia-siakan, tapi jika kondisinya kembali
mengantuk saya cerita lagi begitu seterusnya, yang pasti orang mengajar
dengan menggunakan teori otak kanan pasti selalu mempunyai ide-ide
kreatif karena sesuai teori bahwa kreatifitas itu berada pada otak kanan
bukan pada otak kiri. Kadang-kadang saya juga menayangkan video-video
inspiratif misalnya kisah-kisah orang sukses karena pendidikan sehingga
mereka bersemangat untuk belajar lagi. Kemaren saja saya bercerita
tentang diklat online yang diadakan oleh P4TK Matematika dan langsung
saya tayangkan hasil pengumuman peserta diklat angkatan 1, kemudian
mereka membaca bahwa diantara peserta ada nama guru mereka yang
tercantum (sedikit bergaya di depan siswa heheheh....), artinya apa,
guru memang seharusnya menjadi contuh untuk para siswanya. Merupakan
sebuah kebanggaan bagi saya pribadi dan siswa-siswa saya bisa bergabung
bersama teman-teman yang sangat luar biasa di seluruh Indonesia untuk
belajar bersama. Yang pasti membangkitkan rasa semangat siswa untuk
belajar itu lebih penting dari segalanya. Bagi saya percuma mengajar
siswa mati-matian jika di dalam siswanya sendiri semangat untuk belajar
tidak ada. Tetapi jika siswa sudah termotifasi atau sudah semangat untuk
belajar kita akan lebih mudah masuk kedunia mereka dengan cara yang
menyenangkan tentunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar