Breaking News

Selasa, 21 Maret 2017

KALAU BEGINI, APAKAH SUDAH AMAN???

IGI (Ikatan Guru Indonesia) adalah merupakan salah satu organisasi profesi keguruan yang masih sangat muda usianya. Tanggal 26 November 2009 merupakan hari jadi IGI, sehingga pada HGN tahun 2016 IGI baru berulang tahun yang ke 7. Iya, kalau di umpamakan seorang anak dengan usia 7 tahun dia baru masuk sekolah dasar, sehingga masih banyak yang belum mengenalnya. Walaupun IGI sebagai organisasi baru, tapi gerakannya seolah-olah gerakan organisasi yang sudah sangat senior sehingga IGI dianggap sebagai organisasi saingan yang harus diperhitungkan oleh organisasi lain. Seringkali kita mendengar di daerah-daerah terjadi gesekan-gesekan dengan organisasi paling senior akibat dari kehadiran IGI. Menurut saya, ini terjadi karena kurangnya komunikasi antara sesama organisasi sebelumnya.
Kabupaten tempat saya merupakan salah satu kabupaten yang baru mengenal IGI. SK (Surat Keputusan) kepengurusan diterbitkan pada tanggal 2 Januari 2017, sehingga masih banyak guru-guru yang belum tau apa itu IGI. Sebagai organisasi yang baru di kabupaten ini dan untuk menghindari terjadinya benturan-benturan di lapangan yang tidak kita inginkan, maka saya selaku pengurus beserta teman-teman yang lain mengagendakan untuk melaksanakan kunjungan dan mengadakan dialog bersama. Karena kami menganggap komunikasi adalah sesuatu yang sangat penting. Dengan komunikasi yang baik maka akan bisa terjalin juga hubungan yang baik pula.
Pada tanggal 5 Februari 2017 komunikasi yang pertama kami lakukan adalah mengadakan dialog dengan organisasi seprofesi yaitu PGRI. PGRI merupakan organisasi paling senior yang dimiliki negara ini, maka sepantasnya lah sebagai organisasi baru kita menjalin kerjasama dengan orang yang kita anggap paling senior yang dalam hal ini adalah organisasi PGRI. Sebab di lapangan nantinya kita akan berbenturan langsung bersama karena kita sama-sama organisasi seprofesi. Mau tidak mau persaingan akan terjadi, maka untuk menghindari terjadinya persaingan yang tidak baik dilakukanlah dialog terlebih dahulu.
Komunikasi selanjutnya yang dilakukan adalah berkunjung di dinas pendidikan. Pada hari Jum’at tanggal 24 Februari 2017. Bagi saya berkunjung di dinas pendidikan dan harus menghadap kepala dinas pendidikan adalah merupakan kunjungan yang sangat menegangkan dan mengkhawatirkan. Mengapa? Alasannya adalah beliau adalah mantan ketua PGRI dan loyalitasnya terhadap PGRI sudah tidak diragukan lagi, jadi perasaan akan terjadinya penolakan terhadap IGI sudah muncul dalam benak saya pada saat itu. Alasan selanjutnya adalah beliau merupakan pimpinan lembaga tertinggi dalam dunia pendidikan artinya beliau juga merupakan pimpinan saya. Mulai muncul juga di benak saya bahwa banyaknya kabar dari daerah-daerah lain anggota IGI mendapatkan intervensi dari Kadis. Sampai isu akan di mutasi juga muncul dalam fikiran saya. Terus terang saja rasa takut mulai muncul di benak saya waktu itu, tapi saya mencoba untuk menenangkan diri dengan cara sambil bercanda-canda dengan teman. Saya bersama dua orang teman yang lain pergi ke kantor dinas pendidikan sekitar pukul 13.30 WIB. Sambil menunggu bapak Kadis yang belum hadir waktu itu, kami bertiga ngobrol bersama tentang strategi-strategi pembicaraan yang akan di kita bicarakan bersama bapak Kadis. Akhirnya sekitar 1 jam menunggu akhirnya bapak Kadis pun datang juga. Kemudian sambil mengisi buku tamu saya dan dua orang teman yang lain menunggu antrian untuk menghadap bapak Kadis, karena selain kami juga banyak tamu yang sudah menunggu sebelumnya. Setelah sekitar pukul 16.00 WIB dan tamu pada saat itu sudah tidak ada lagi, tiba-tiba asisten dari bapak kadis mendatangi kami dan mengatakan bahwa, kami diperintahkan untuk menghadap sekretaris dinas kemudian Kabid Ketenagaan. Naaaaah looooo. Kok bisa? Padahal kita hanya mau koordinasi. Apa hubungannya dengan sekretaris dinas dan Kabid Ketenagaan? Rasa curiga mulai muncul di benak kami bahwa Kadis mau mempersulit gerakan para pengurus IGI. Tapi saya dan teman-teman menganggap ini tantangan. “Kita ikuti saja dulu apa yang beliau inginkan” sahut salah seorang dari kami. Kami langsung saja menuju ke ruangan sekretaris dinas. Untung saja bapak sekretaris dinas belum pulang. Disini kami kembali menunggu, sebab bapak sekretaris sedang sibuk dan ada tamu. Sambil menungguu kami bersepakat untuk melaksanakan sholat Ashar secara bergantian, takutnya ketika kami sholat Ashar secara bersama-sama bapak sekretaris malah pulang. Jadi sekitar 1 jam lagi kami menunggu kembali. Akhirnya sekitar pukul 17.00 WIB, bapak sekretaris pun baru bisa menemui kami. Bayangkan dari 13.30 – 17.00 WIB perjuangan kami. Sekitar 3 jam 30 menit kami menunggu, barulah bisa menemui salah satu pembesar dari dinas pendidikan. Setelah kami jelaskan tentang IGI kepada bapak sekretaris, Alhamdulillah tanggapan dari bapak sekretaris sangat positif tentang keberadaan IGI. Pesan bapak sekretaris waktu itu adalah “Jadikan organisasi ini benar-benar organisasi yang sesuai dengan tujuan utamanya, yaitu untuk meningkatkan kompetensi guru jangan sampai disalahgunakan seperti masuk dalam dunia politik. Semua itu tergantung dari pengurus yang ada”. Mungkin itu sedikit dari pesan bapak sekretaris terhadap kami para pengurus IGI Daerah. Setelah menghadap bapak sekretaris kami langsung pulang karena saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 WIB. Kami bersepakat akan melanjutkan menghadap Bapak Kepala Bidang Ketenagaan sesuai perintah dari Bapak Kepala Dinas. Pada hari seninnya, sekitar pukul 14.00 WIB, kami langsung menghadap Bapak Kabid Ketenagaan dan hasilnya hampir sama dengan Bapak Sekretaris bahwa beliau menyambut baik kehadiran IGI dan harapan dari beliau supaya IGI bisa bekerjasama dengan Dinas Pendidikan untuk saling membantu meningkatkan mutunya guru. Tidak butuh waktu lama menghadap Bapak Kabid, hanya butuh waktu sekitar 30 menit berbicara bersama beliau. Setelah itu kami langsung menuju ruangan Bapak Kepala Dinas dan pada saat itu beliau belum hadir, kembali acara menunggu kami lakukan. Kami terus menunggu sekitar 2 jam tetap belum juga ada tanda-tanda kedatangan Bapak Kepala Dinas. Ternyata informasi dari asistennya bahwa Bapak Kepala Dinas ada kegiatan dan tidak bisa hadir ke kantor. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 16.30 WIB. Kami bergegas pulang. Tapi sebelum pulang kami bersepakat untuk duduk nyantai di warung kopi terlebih dahulu sambil membicarakan IGI kedepannya. Apakah kita masih berusaha ketemu Bapak Kepala Dinas atau kita tinggalkan saja? Tidak lama kami duduk santai, saya mendapat telpon dari teman bahwa kawan-kawan IGI di undang Bapak Kepala Dinas ke rumahnya malam ini juga jam 19.00 wib. Saya langsung kaget mendengar berita itu. Rasa takut, was-was kembali datang. Kami berdiskusi bahwa kita pasti dipertemukan bersama pengurus-pengurus PGRI, sebab jauh hari sebelumnya waktu saya mengirimkan berkas tentang legalitas IGI melalui bantuan dari pengawas sekolah saya, Bapak Kepala Dinas mengatakan bahwa “Oooooh, ini adalah saingan PGRI dan harus saya pertemukan dengan PGRI”. Nah kata-kata itu yang saya ingat terus, informasi dari pengawas sekolah. Wah kacau kalau PGRI bertemu kami di hadapan Kepala Dinas pasti PGRI mulai ngotot tidak mau menerima keberadaan IGI karena di dukung oleh kepala dinas yang notabenenya mantan ketua PGRI, pikiran saya pada saat itu. Karena rasa takut, was-was bercampur jadi satu sampai-sampai jajan yang di hidangkan di atas meja kami habis di lahap dua orang teman tanpa saya sadari, hehehehe. Benar-benar stres saya di buatnya pada waktu itu. “ini sudah resiko, ini bumbu-bumbu organisasi bro” ucap salah satu dari teman sambil menyantap jajan. Kayaknya mereka tanpa ada beban sedikitpun. Malam harinya, acara pertemuan pun sudah tiba kami waktu itu bertiga mengunjungi rumah Bapak Kepala Dinas. Apa yang terjadi? Ternyata apa yang saya khawatirkan selama ini berbanding terbalik dari kenyataan sangat bertolak belakang 180o dari yang saya perkirakan. Bapak Kepala Dinas sangat bijaksana. Beliau sangat antusias terhadap IGI. Bahkan saya beranggapan bahwa dari sekian banyak kunjungan yang telah kami lakukan, kunjungan dengan Bapak Kepala Dinas lah yang sangat berkesan dan paling lama. Bayangkan saja dari jam 19.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB.
Setelah kunjungan bersama Dinas Pendidikan kami anggap selesai dan menghasilkan hasil yang sangat memuaskan. Selanjutnya kami mengagendakan untuk ketemu dengan orang nomor satu di Kabupaten yaitu Bapak Bupati. Tapi sebelum menghadap Bapak Bupati, secara aturan kami harus menghadap asistennya terlebih dahulu. Maka tanggal 28 Februari 2017 akhirnya asisten Bupati mau menerima kami dan kembali hasilnya hampir sama bahwa sangat mendukung akan kehadiran IGI sebagai wadah untuk meningkatkan sumber daya manusia dan ini sesuai juga dengan Visi dan Misi dari Bapak Bupati yaitu “Meningkatkan kualitas sumber daya manusia”. Sampai tulisan ini di buat, saya belum menerima agenda pertemuan dengan Bapak Bupati.
Dari hasil kunjungan dan pertemuan yang telah kami lakukan, bisa diambil kesimpulan bahwa hadirnya IGI dalam bidang pendidikan sebenarnya membawa angin segar terhadap dunia pendidikan itu sendiri. Hal ini di buktikan dari tanggapan-tanggapan para pemangku kebijakan yang kami datangi. Rata-rata semuanya mendukung akan visi dan misinya IGI. Yang menjadi persoalan kemudian mengapa masih sering kita mendengar di daerah-daerah lain adanya penolakan terhadap IGI, adanya intimidasi terhadap para pengurus IGI. Menurut saya karena faktor komunikasi awal yang kurang dilakukan, sehingga hanya isu negatif yang lebih banyak berkembang.
Melihat dari perjalanan di atas timbul sebuah pertanyaan, apakah IGI di tempat saya sudah aman? Apakah kami sudah puas dengan hasil itu? Harapan kami bersama hanyalah semoga dengan wadah adanya IGI kita bisa menambah amal ibadah, bisa menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain. Amin.
Read more ...

Senin, 13 Maret 2017

KENYATAAN YANG TERBALIK


Pada tulisan saya sebelumnya yang saya kasi judul  “Perjuangan Mengenal dan Memperkenalkan IGI” menjelaskan bahwa awal saya masuk IGI dari sebuah pelatihan secara online yaitu SAGUSANOV sekitat pertengahan tahun 2016. Ketertarikan  terhadap IGI berlanjut pada bulan Desember 2016 ketika ada kegiatan  TOC  Dili  Provinsi  Kalimantan  Barat  yaitu  Pontianak.  Saya  beserta  1  orang  teman  pergi bersama dengan mengeluarkan biaya sendiri demi untuk mendapatkan ilmu yang mungkin selama ini tidak  kami  dapatkan.  Disinilah  sebenarnya  Mengapa  Saya  sangat  tertarik  bergabung  bersama  IGI karena saya berharap akan banyak belajar dari orang -orang hebat di IGI.  Ilmu yang saya dapatkan di IGI  akan saya terapkan dalam proses belajar mengajar di kelas saya sendi ri  dan harapan saya supaya siswa-siswa  akan  sangat  senang  karena  model  pembelajaran  yang  saya  tampilkan  selalu  berubahubah.  Itu adalah pandangan atau cita cita ke depan saya.  Ternyata apa yang terjadi?  Cita-cita saya malah berbanding terbalik dengan kenyataan.  Niat awalnya hanya untuk mendapatkan ilmu dengan belajar banyak di IGI,  tapi sekarang saya harus menyampaikan ilmu yang saya dapatkan buat guruguru lain. Sebuah kenyataan yang tidak terbayangkan dalam benakku selama ini.

Menjadi pemateri,  menjadi ketua IGI Daerah dan sekarang harus  di sibukkan dengan mengundang
teman-teman guru  untuk belajar dalam sebuah kegiatan nasional benar-benar sebuah kenyataan yang harus  saya hadapi sekarang.  Bahkan  sekarang  program  rutin  setiap hari Rabu  saya bersama rekan harus membimbing guru-guru  untuk belajar komputer.  Mungkin tidak bisa dipungkiri bahwa,  masih banyak guru-guru kita yang perlu mendapatkan bimbingan terutama mengenalkan mereka terhadap teknologi.  Kini  kita  hidup  dijaman  teknologi  mau  tidak  mau  kita  sebagai  seorang  guru  harus  bisa menyesuaikan  diri.  Program  belajar  bersama  setiap  hari  Rabu  sudah  dilaksanakan  sekitar  5  kali pertemuan.  Disini kita belajar bersama benar-benar berangkat dari nol.  Belajar dari  program paling sederhana yaitu Microsoft Word.  Di  sini Saya melihat betapa besar antusias para guru untuk belajar.Mereka  terutama  para  guru  wanita  rela  membawa  makanan  sendiri  kemudian  dimakan  bersama sama.  Bahkan suatu ketika pada hari Rabu tanggal 15 Februari 2017 adalah ditetapkannya hari libur nasional karena adanya pemilihan gubernur dan kepala daerah serentak seluruh Indonesia, mereka (para guru)  minta diganti kan waktu belajar  itu dihari yang lain.  Di sini terlihat bahwa semangat belajar para  guru  kita  sebenarnya  tinggi,  yang  menjadi  persoalan  adalah  Apakah  kita  siap  membimbing mereka dengan penuh keikhlasan?  Waktu,tenaga,  fikiran  disini memang harus siap Kita korbankan demi untuk kemajuan bersama.

Benar-benar sebuah kenyataan yang berbanding terbalik, awalnya hanya berniat untuk mencari ilmu
melalui IGI, ternyata harus membagikan ilmu terhadap sesama guru.

Supriadi
Guru SMP N 1 MHU
Read more ...

Selasa, 10 Januari 2017

KETELA POHON UNTUK PENDIDIKAN


Mungkin semua kita tahu jam berapa diatas. Benar sekali itu adalah gambar ketela pohon (ubi). Ada sesuatu yang menarik hari ini ketika menjemput anakku yang masih kelas 4 SD pulang sekolah. Aku melihat dia keluar dari kelasnya dengan wajah yang sangat gembira dan langsung berlari menghampiri saya sambil membawa sebatang ketela pohon. "Pak ini adalah hadiah dari bapak guru sebab kelompok saya mendapatkan nilai tertinggi dalam menyelesaikan tugas kelompok" ucapnya sambil menunjukkan sebatang ketela pohon yang menjadi kebanggaannya saya hanya bilang "hebat Selamat atas keberhasilannya dan teruslah belajar".
Dari cerita diatas ada hal yang sangat menarik untuk bisa kita jadikan pelajaran terutama dalam dunia pendidikan. Saya secara pribadi salut terhadap gurunya anakku yang mempunyai inisiatif untuk menjadikan sebatang ketela pohon untuk sebagai hadiah dan Ini mendapat sambutan yang sangat positif dari para siswanya.
Pemberian penghargaan atau apresiasi kepada siswa sebenarnya merupakan hal yang penting untuk menumbuhkan semangat belajar mereka, tapi hal tersebut kita anggap hal biasa biasa saja. Memberikan penghargaan kepada siswa sebagai tanda penghargaan tidak selamanya harus bernilai dengan uang. Ketika siswa maju untuk mengerjakan pekerjaannya di papan tulis dan setelah mengerjakan kemudian kita ucapkan "terimakasih" juga sudah termasuk penghargaan. Tepuk tangan dari teman-teman siswa, juga merupakan penghargaan terhadap siswa. Tapi model-model penghargaan di atas mungkin di antara para guru sudah ada yang menerapkan.
Memberikan penghargaan dalam bentuk pemberian sebatang ketela ini merupakan hal yang baru dan unik bagi saya. Selaku seorang guru ternyata tanaman yang berada di sekeliling kita bisa juga dijadikan sebagai media untuk menumbuhkan semangat belajar. Harapan Kita sebagai seorang guru semoga ada ide-ide kreatif lainnya yang terus dapat meningkatkan mutu pendidikan.


Read more ...

Senin, 09 Januari 2017

KENANGAN 16 TAHUN YANG LALU


Hari ini Jum’at 6 januari 2017 adalah Jum’at pertama di tahun 2017, memiliki kenangan tersendiri dalam perjalanan hidupku. Hari Jum’at kali ini seakan-akan telah membuka memori panjangku sekitar 16 tahun yang lalu. Sebuah kenangan yang tidak mungkin terlupakan pada saat masa-masa sekolah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Ketapang.

Masjid Al Amin. Ya masjid merupakan masjid yang berada di Desa Kauman Kec. Benua Kayong Kab. Ketapang. Masjid Al Amin ini adalah merupakan masjid penduduk sekitar karena letaknya berdekatan dengan MAN maka masjid ini di manfaatkan murid-murid MAN untuk melaksanakan sholat, kebetulan pada saat itu MAN Ketapang belum memiliki masjid sendiri. Pada tahun pertama sekolah di MAN hampir setiap hari saya melaksanakan sholat Ashar di masjid ini kecuali hari libur sekolah. Mengapa sholat Ashar? Sebab untuk siswa kelas 1 (sekarang dikenal dengan kelas X) masuk pada siang hari kira-kira pukul 12.00 WIB. sebab faktor dari ruang kelas yang tidak memadai dengan jumlah siswa waktu itu. Pada saat itulah awal pertama kami siswa-siswa MAN melaksanakan sholat di Masjid Al Amin. Pada tahun kedua dan ketiga atau pada saat kelas dua dan kelas 3 (sekarang kelas XI dan kelas XII) kami sudah masuk pagi maka kami lebih sering melaksanakan sholat Dzuhur di Masjid Al Amin bahkan ada sebagian melaksanakan sholat Duha.

Tiga tahun di MAN Ketapang dan tiga tahun itu juga aku dan teman-teman hampir setiap hari melaksanakan sholat berjamaah di masjid ini. Sebuah kenangan yang benar-benar pasti aku kanang sampai kapan pun bahkan akan aku jadikan sebuah cerita indah untuk anak-anakku bahwa Bapaknya sering melaksanakan sholat di masjid ini pada saat sekolah dulu.

Dari semenjak lulus di MAN pada tahun 2001 aku sudah tidak pernah sholat di masjid ini. Kemudian 6 Januari 2017 kemaren aku kembali menginjakkan kakiku di masjid ini. Ada perasaan haru, gembira  semua bercampur menjadi satu seolah-olah kenangan-kenangan dulu kembali lagi. Kini masjid ini sudah banyak perubahan karena sudah di renovasi. Yang paling sangat membekas dalam ingatanku adalah tempat wudhu. Sebuah kolam besar di mana semua siswa baik laki-laki maupun perempuan berwudhu di sana. Tapi kini sudah tidak ada lagi semua sudah di uruk dan di buat permanen dengan banyak kran airnya. Mungkin di sebagian teman yang lain hal ini merupakan hal yang biasa tapi bagiaku tidak. Karena sudah sekian lama sekitar 16 tahun baru kali ini aku melaksanakan sholat di sini. Sebuah memori panjang kembali teringat.

Read more ...

Minggu, 30 Oktober 2016

Karya Hebat Dari Orang-Orang Hebat

Membuat media pembelajaran berbasis android munkin merupakan sebuah karya terbaik. Bagiku sebagai seorang guru yang berasal dari desa memiliki sebuah akun di google play tore kemudian bisa membuat aplikasi pembelajaran dan bisa di manfaatkan semua orang merupakan hasil karya terbesar yang pernah aku miliki. Aplikasi inilah yang kemudian aku manfaatkan dalam proses belajar mengajar di kelas dan hasilnya Alhamdulillah siswa-siswaku terbantu dengan pemanfaatan aplikasi tersbut.
Pembuatan aplikasi ini bermula dari seorang teman yang mengupload hasil karyanya di media sosial facebook pada bulan puasa tahun 2016. aku penasaran dengan aplikasi tersebuat kemudian aku mendownloadnya. Setelah aku mendownload ternyata isinya adalah media pembelajaran TIK untuk kelas IX SMP. Didalam aplikasi tersebut berisi inovator atau profil penjelasan tentang penulis. Selanjutnya ada materi yang di sampaikan permasing-masing BAB dan beberapa soal-soal sebagai tahap latihan untuk siswa. Aku semakin penasaran, bagaimana cara membuat aplikasi tersebut? Sebab saya merasa bahwa hal ini akan sangat membantu dalam proses belajar mengajar karena sekarang jamannya sudah mempunyai HP Android mengapa tidak di manfaatkan sebagai media pembelajaran.
Akibat dari rasa penasaran yang tinggi, aku langsung bertanya dengan teman di media sosial facebook, bagaimana cara membuat aplikasi tersebut? Kemdian dia menyarankan kepada ku untuk bergabung dengan grup Telegram yang bernama grup Telegram SAGUSANOV (Satu Guru Satu Inovasi). Grup ini adalah grup yang di buat oleh seorang guru dari Pasuruan Jawa Timur. Grup inilah yang memberikan pelatihan membuat media pembelajaran berbasis Android. Dalam pelatihan ini ada tahapan yang harus peserta jalankan, yakni mulai dari menginstal aplikasi pendukung sampai tahap mengunggah APP ke Play Store. Pada saat pelatihan tersebut, setiap tahapan yang telah di laksanakan, kita wajib melaporkan hasil pekerjaan kita di grup Telegram tersebut dan mengisi absen bahwa kita telah melaksanakan atau telah mengerjakan tugas tahap itu.
Dalam mengisi absen laporan, kita di perintahkan untuk menulis nama, asal daerah dan nomor keanggota IGI (Ikatan Guru Indonesia). Nah ini juga merupakan hal yang juga merupakan baru bagiku, tentang nomor keanggotaan IGI. Ternyata ada organisasi untuk guru selain PGRI yang berkosentrasi dalam bidang peningkatan kompetensi guru. Disini lah pertama kalinya aku juga mengenal IGI. Aku merasa ini merupakan salah satu organisasi yang sangat aku butuhkan, akhirnya aku langsung saja mendaftar sebagai anggota igi. Dari organisasi inilah aku juga berteman dengan orang-orang hebat melalui Facebook. Sampai artikel ini aku tulis, aku juga sudah menyelesaikan workshop SAGUSABLOG (Satu Guru Satu Blog) yang melatih kita untuk membuat blog pembelajaran yang akan banyak sekali manfaatnya bagi dunia pendidikan.
Aku hanyalah guru dari desa yang mungkin untuk mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan tidak sebesar guru-guru yang ada di perkotaan. Maka solusinya adalah berusaha sendiri untuk mengembangkan diri supaya tidak ketinggalan adalah jalan yang terbaik. Sekarang jamannya sudah serba canggih kita bisa belajar dengan siapa saja dan di mana saja dengan menggunakan kemajuan teknologi.

Kuala Tolak, 30 Oktober 2016
Read more ...

Sabtu, 07 Mei 2016

Pertemuan Terakhir Menuju UN


Salam Penutup Pembelajaran

"Siap hormat, ........... Terimakasih Paaaaak" Kata itu menandakan akhir dari pembelajaran di dalam kelas. Tapi kata-kata itu sekarang di ucapkan dari lubuk hati yang paling dalam oleh siswa-siswa kelas IX SMP Negeri 1 Matan Hilir Utara karena menunjukkan bahwa pelajaran Matematika yaitu pelajaran yang saya ampu sudah berakhir. Berakhir di sini bukan berarti berakhir pada pertemuan waktu itu saja dan akan di lanjutkan pada pertemuan yang akan datang, tetapi berakhir di sini adalah berakhir untuk selamanya karena setelah pertemuan kali ini mereka akan menghadapi Ujian Nasional. 
Sebagai seorang guru saya selalu memberikan nasehat kepada siswa, terlebih untuk siswa yang akan menghadapi Ujian nasional. Bagi saya nasehat sangatlah penting buat mereka yang akan menghadapi ujian nasional, sebab kebanyakan selama ini siswa pada ketakutan ketika di akan menghadapi ujian nasional. Menurut saya salah satu waktu yang paling tepat untuk memberikan nasehat kepada siswa adalah pertemuan terakhir menjelang ujian nasional. Ini mungkin yang membedakan saya dengan guru-guru yang lain. 
Pertemuan terakhir menjelang ujian nasional selalu saya manfaatkan untuk berpamitan bersama siswa, meminta maaf karena mereka tidak akan pernah bertemua gurunya lagi dan pelajaran-pelajaran selama SMP lagi secara formal termasuk pelajaran Matematika karena setelah ini mereka akan menjalani ujian nasional dan akan lulus kemudian melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. Pada pertemuan terakhir ini juga saya mengajak para siswa untuk melihat kebelakang tentang sejarah perjalanan mereka selama sekolah di SMP tentang suka dan duka selama tiga tahun berjuang belajar bersama dan kini sudah berakhir. 
"Semua kenangan suka maupun duka selama ini, sekarang akan menjadi sebuah sejarah atau kisah terindah dalam kehidupan kamu" tutur saya kepada siswa. "kelas ini, papantulis, bangku dan semuanya yang ada di sini sekarang akan menjadi saksi bisu bahwa kalian pernah berada di sini dan belajar disini. Jangan lupakan sekolah ini yang pernah hadir dalam kehidupan kalian" lanjut saya sambil membangkitkan kesadaran meraka dan memotivasi para siswa.
Tidak sedikit di antara para siswa yang mengeluarkan air mata. Di sini menunjukkan bahwa, selama ini jika kita berbicara masalah kenakalan siswa, kemalasan siswa.

SMP Negeri 1 MHU


Read more ...

Selasa, 16 Juni 2015

Designed Template By Blogger Templates - Powered by Sagusablog